IDXChannel - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Rabu (2/11/2022), menguat ketika aset berisiko lainnya turun menyusul kenaikan suku bunga keempat Federal Reserve (The Fed) tahun ini.
Pasar didukung sentimen lainnya yaitu penurunan persediaan minyak AS karena kilang mengambil aktivitas menjelang musim pemanasan musim dingin.
Pasar minyak mempertahankan reli bahkan ketika saham jatuh dan dolar menguat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga.
Melansir Reuters, Minyak mentah Brent ditutup naik USD1,51 atau 1,6% menjadi USD96,16. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik USD1,63 atau 1,8% menjadi USD90.
Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk menurunkan inflasi konsumen yang telah mencapai level tertinggi empat dekade, meskipun bank sentral mengisyaratkan kenaikan di masa depan mungkin bisa lebih kecil.
Minyak bertahan kuat, menjadi sinyal kekhawatiran terkait pasokan energi global. Stok minyak mentah AS turun sekitar 3,1 juta barel pada minggu ini, menurut data federal.
Persediaan bensin sementara stok sulingan naik hanya sedikit menjelang musim pemanasan utama, ketika permintaan diperkirakan akan meningkat.
"Pasti ada banyak fokus pada fundamental pasokan/permintaan dan inventaris yang kami lihat pada rilis (EIA) hari ini, dan tentang kapan sanksi Rusia dimulai," kata Rebecca Babin, pedagang energi senior di CIBC Private Wealth US.