Permintaan tetap tinggi selama setahun terakhir, namun kekhawatiran terhadap perekonomian membatasi lonjakan harga minyak akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, wilayah ekspor minyak dan jalur perdagangan minyak terpenting di dunia.
Selain itu, kondisi China yang terbebani sentimen krisis properti dan pemulihan ekonomi yang lambat membuat pasar minyak juga kian tak pasti.
Laporan terbaru dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyebut penurunan ekonomi China kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga empat tahun ke depan.
Bahkan, dalam laporan dirilis pada Jumat (2/2), IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China akan turun menjadi 4,6 persen tahun ini, turun dari pertumbuhan 5,2 persen pada 2023, dan makin menurun lagi menjadi 3,4 persen pada 2028. (ADF)