IDXChannel - Pasar saham Amerika Serikat sedang dilanda kegelisaan terhadap imbas dari kebijakan Federal Reserve yang hawkish serta potensi konflik antara Rusia dan Ukraina. Tak hanya itu, Wall Street pekan depan juga dilanda kekhawatiran dengan harga minyak yang makin tinggi.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah AS berada di sekitar USD91 per barel setelah melonjak 40% sejak 1 Desember dan awal pekan ini menyentuh level tertinggi sejak 2014. Harga minyak mentah Brent, patokan global, juga melonjak dan mendekati level tertinggi 7 tahun.
Harga minyak yang naik dengan cepat dapat meresahkan pasar, karena hal itu menghalangi prospek ekonomi dengan meningkatkan biaya untuk bisnis dan konsumen. Minyak mentah yang lebih tinggi juga mengancam mempercepat inflasi yang sudah melonjak, menambah kekhawatiran bahwa The Fed perlu secara agresif memperketat kebijakan moneter untuk menekan harga konsumen.
Kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, Peter Cardillo mengatakan, pasar saham akan benar-benar mengalami masalah jika harga minyak menjadi USD125 per barel dan bertahan di sana untuk sementara waktu karena itu akan membuat tingkat inflasi menjadi terlalu tinggi.
"Fed harus jauh lebih agresif dan itu pasti bukan skenario yang menyenangkan untuk pasar saham," ujar Peter Cardillo kepada Reuters, dikutip Minggu (20/2/2022).