“Pengecualian untuk Jerman ini memberi kesan bahwa sanksi bisa lebih fleksibel, sehingga mengurangi kekhawatiran pasar bahwa pasokan akan mengetat drastis. Ini membuat investor cenderung menghindari risiko hari ini,” ujar Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip Reuters.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA), Fatih Birol, menyatakan dampak sanksi terhadap negara pengekspor minyak akan terbatas karena masih ada kapasitas cadangan yang cukup.
Setelah sanksi diumumkan, produsen minyak terbesar kedua Rusia, Lukoil, mengumumkan akan menjual aset internasionalnya.
Langkah ini menjadi tindakan paling signifikan yang dilakukan perusahaan Rusia sejak sanksi Barat diberlakukan akibat invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Lukoil, yang bermarkas di Moskow, menyumbang sekitar 2 persen produksi minyak global.
Sementara itu, sejumlah sumber Reuters melaporkan bahwa kilang minyak India menghentikan pemesanan baru untuk minyak Rusia sejak sanksi diberlakukan, sembari menunggu kejelasan dari pemerintah dan pemasok.