Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Minggu mengatakan bahwa pejabat AS dan China telah menyusun ‘kerangka substansial’ untuk kesepakatan dagang yang dapat mencegah penerapan tarif 100 persen atas barang-barang China dan menunda pembatasan ekspor mineral langka oleh China.
“Kontrak berjangka minyak sedang jeda setelah reli tajam pekan lalu, menjelang pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi pada Kamis untuk merampungkan sebagian besar perbedaan dalam negosiasi dagang,” ujar Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial, Dennis Kissler.
Kissler menambahkan, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan minyak besar Rusia pada Rabu lalu. Jika benar-benar diterapkan, sanksi ini dapat menghambat ekspor minyak Rusia dan mendukung kenaikan harga minyak.
“Meski pasar telah memperhitungkan potensi peningkatan perdagangan dengan China dan berkurangnya ekspor Rusia, pelaku pasar masih berhati-hati terhadap seberapa besar dampak nyata terhadap pasokan global,” katanya.
Kekhawatiran atas lemahnya permintaan global juga membebani pasar, setelah Brent sempat jatuh ke level terendah sejak Mei awal bulan ini. Namun, sanksi baru AS terhadap Rusia dan permintaan domestik AS yang lebih kuat dari perkiraan membantu menahan penurunan harga.