"Harga minyak masih didorong oleh eskalasi ketegangan geopolitik," kata Stephen Innes dari SPI Asset Management.
Selain konflik militer, perlambatan ekonomi China akibat serangan Covid-19 juga menjadi perhatian pasar.
Bank sentral China (PBoC) pada Selasa lalu (26/4/2022) mengatakan pihaknya akan meningkatkan dukungan kebijakan moneter sejalan dengan upaya memberantas virus corona yang saat ini tengah mewabah di Beijing. Ekspektasi pasar terhadap rencana stimulus PBoC diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak. (TSA)