sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Menguat Imbas Ketatnya Pasokan dan Resolusi Gencatan Senjata Gaza

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
26/03/2024 09:31 WIB
Harga minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kembali menguat 0,38 persen di kisaran USD82,2 per barel dan 0,28 persen.
Harga Minyak Menguat Imbas Ketatnya Pasokan dan Resolusi Gencatan Senjata Gaza. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Menguat Imbas Ketatnya Pasokan dan Resolusi Gencatan Senjata Gaza. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kembali menguat 0,38 persen di kisaran USD82,2 per barel dan 0,28 persen di level USD86,98 per barel pada perdagangan Selasa (26/3/2024).

Pada penutupan sesi sebelumnya, minyak mentah berjangka WTI ditutup naik 0,2 persen di sekitar USD82,2 per barel dan minyak Brent ditutup menguat 0,21 persen di level USD86,25 per barel pada Senin (25/3).

Melansir Reuters (26/3) harga minyak berada di jalur kenaikan untuk hari kedua berturut-turut di tengah ekspektasi pasokan yang lebih ketat yang didorong oleh pengurangan produksi Rusia dan serangan terhadap kilang Rusia.

Serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia menyebabkan tujuh kilang menjadi sasaran drone pada bulan Maret yang menyebabkan 12 persen kapasitas pemrosesan minyak negara tersebut terkena dampaknya.

Rusia meminta perusahaan minyaknya untuk mengurangi produksi guna memenuhi target Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 9 juta barel per hari (bph). Pada akhir Februari, Rusia telah memproduksi minyak sekitar 9,5 juta barel per hari.

Pada saat yang sama, serangan Ukraina terhadap kilang minyak Rusia terus berlanjut. Kilang Kuibyshev Rusia harus menutup setengah kapasitasnya setelah kebakaran terjadi.

Sebagai tanda pengetatan pasokan lebih lanjut, Macquarie memperkirakan bahwa produksi minyak mentah di kilang AS akan meningkat sebesar 300.000 barel per hari pada minggu depan. Angka ini meningkat dibandingkan dengan penurunan pasokan domestik sebesar 500.000 barel per hari, menurut catatan dari ahli strategi energi Walt Chancellor.

Pada Senin (25/3), Dewan Keamanan PBB juga mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, setelah AS abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Namun para analis tidak yakin bahwa gencatan senjata akan menghentikan serangan Houthi yang telah mengguncang rute pelayaran di Laut Merah.

Setelah pemungutan suara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan ke AS untuk membahas rencana invasi Israel ke kota Rafah di Gaza yang ditentang oleh sekutu Israel.

Meskipun AS mengatakan posisinya tidak berubah, perselisihan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah AS akan membatasi bantuan militer ke Israel jika negara tersebut terus melakukan invasi.

Di tempat lain, investor menantikan laporan inflasi utama di negara-negara besar pada minggu ini sebagai petunjuk mengenai jalur kebijakan moneter global.

Harga minyak juga mendapat tekanan dari penguatan dolar, yang kembali menguat di tengah spekulasi bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sementara, negara-negara besar lainnya mulai menurunkan suku bunga seperti Swiss National Bank.

Sebelumnya, lembaga riset ING Global Market Research memprediksi pasar minyak akan terus mengetat pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini di tengah meningkatnya risiko pasokan.

Termasuk di antaranya disebabkan perpanjangan pengurangan pasokan sukarela dari OPEC+ hingga kuartal II-2024, serangan Ukraina baru-baru ini terhadap kilang-kilang Rusia serta gangguan terus-menerus terhadap aliran minyak melalui Laut Merah.

ING juga telah menaikkan perkiraan harga minyak dari USD80 per barel menjadi USD87 per barel untuk kuartal kedua 2024 dan dari USD82 per barel menjadi USD88 per barel untuk kuartal ketiga 2024. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement