IDXChannel - Harga minyak mentah cukup bergejolak pagi ini Rabu (8/6) di tengah pasokan yang ketat dan ekspektasi lonjakan permintaan dari daratan China.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 11:29 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 menguat 0,29% di USD120,92 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 tumbuh 0,25% di USD118,44 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) menguat 0,34% di USD119,81 per barel, sementara WTI Agustus 2022 tumbuh 0,42% di USD117,59 per barel.
Cadangan minyak mentah dan produksi minyak global masih berlangsung ketat dipicu sejumlah sentimen, satu diantaranya seperti pemberlakuan sanksi barat terhadap ekspor minyak dari produsen utama Rusia.
Sebagian besar kilang minyak di tingkat global dikabarkan mulai mendekati kapasitas maksimumnya untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari pemulihan pandemi dan untuk mengganti pasokan Rusia yang hilang.
“Kecuali jika kapasitas baru dari Timur Tengah bisa naik lebih cepat dari yang kita harapkan," kata analis JP Morgan. dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Rabu (8/6/2022).
Adapun China dilaporkan telah memutuskan untuk menaikkan batas ekspor produknya. JP Morgan menilai kekurangan produksi bakal mengganggu permintaan bahan bakar transportasi meningkat selama musim panas di belahan bumi utara.
Kota-kota di China seperti Beijing dan Shanghai mulai melonggarkan pembatasan Covid-19, dan memungkinkan lebih banyak mobilitas. Hal ini menambah ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar mungkin dapat sepenuhnya pulih.
"Harga minyak masih mendapat dukungan saat ini," analis pasar senior Oanda Asia Pacific Pte, Jeffrey Halley mengatakan kepada Bloomberg.
“Dengan pembukaan kembali pembatasan di China, harga akan tetap berlangsung tinggi,” tambah Halley.
Saat ini, pasar minyak tengah menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Administrasi Informasi Energi AS, yang akan dirilis hari ini, Rabu (8/6).
(NDA)