Vivek mencermati bahwa komunikasi Iran dan AS dapat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Diketahui, pihak Teheran dan enam negara akan memulai perundingan kesepakatan nuklir Iran pada 29 November mendatang. Iran menuntut AS agar menghapuskan sanksinya terkait pembatasan ekspor minyak.
"Pendorong yang lebih dominan dari penurunan harga minyak adalah adanya kabar bahwa AS dan Iran akan melanjutkan pembicaraan terkait menghidupkan kembali kesepakatan nuklir." lanjut Vivek.
Di samping itu, sentimen juga datang dari negara-negara pengekspor minyak bumi alias OPEC yang berencana akan mengadakan pertemuan.
Agenda tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali rencana untuk menjaga kenaikan pasokan bulanan agar tetap stabil meskipun ada seruan untuk percepatan produksi. (RAMA)