IDXChannel - Harga minyak mentah mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu siang (9/2/2022), setelah dua sesi sebelumnya koreksi. Hal itu menyusul rilis data industri yang menunjukkan ada penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat.
Minyak mentah berjangka Brent naik 0,21%, menjadi USD90,97 per barel hingga pukul 13:09 WIB, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di USD89,55 per barel, atau naik 0,21%.
"Kekurangan pasokan adalah faktor kunci yang mendorong naik harga minyak," kata Analis CMC Markets Tina Teng, dilansir Reuters, Rabu (9/2/2022).
Berdasarkan data American Petroleum Institute Selasa (8/2), stok minyak mentah, bensin, hingga sulingan negeri Paman Sam merosot pada pekan lalu. Adapun persediaan minyak mentah turun 2 juta barel, menurut API, jauh dibandingkan ekspektasi analis yang memprediksi naik 400.000 barel.
Kondisi pasar yang serba ketat bertambah ketat menyusul ekspektasi pasat atas kemungkinan kesepakatan nuklir Iran yang dapat melepaskan lebih banyak minyak ke pasar global.
Seperti diketahui, Brent dan WTI turun sekitar 2% pada Selasa lalu (8/2), karena Washington melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Kesepakatan semacam itu dapat mencabut sanksi AS terhadap pengiriman minyak Iran dan dengan cepat menambah pasokan ke pasar.
"Dengan negosiasi yang sedang berlangsung, harga minyak kemungkinan akan kehilangan tenaga pada minggu depan, meskipun ada lonjakan lebih tinggi yang kita lihat hari ini," jelas Teng.
Teng menilai apabila harga minyak masih stabil mendekati USD100 per barel, maka dimungkinkan bisa menarik lebih banyak produksi dari Amerika Serikat.
Badan Administrasi Informasi Energi AS memperkirakan produksi minyak mentah AS naik 770.000 barel per hari menjadi 11,97 juta barel per hari pada 2022.
Sementara itu, pemerintah dari Amerika Serikat hingga Jepang sedang mencari cara untuk mengatasi harga minyak yang tinggi karena inflasi yang melonjak.
Di Eropa, kekhawatiran atas Ukraina mulai mereda ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi eskalasi krisis setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan meminta semua pihak untuk tetap tenang. (TIA)