Namun, menurut analis CIBC Private Wealth AS Rebecca Babin, reaksi terhadap sanksi dan cuaca ini cenderung bersifat sementara.
"Saya rasa kenaikan harga Brent di atas USD80 pada akhirnya akan tertekan kembali, mengingat kapasitas cadangan yang tersedia. Kita juga tahu bahwa jika harga terus naik, OPEC kemungkinan akan merespons dengan meningkatkan produksi."
Selain itu, suhu dingin di AS meningkatkan permintaan untuk bahan bakar pemanas, yang turut mendukung harga minyak.
Analis Goldman Sachs dan UBS memprediksi, kendala pasokan, termasuk dari Iran, serta perlambatan ekonomi global dapat menyebabkan fluktuasi harga minyak sepanjang 2025. (Aldo Fernando)