sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Naik 4 Persen usai Biden Bahas Potensi Serangan Balik ke Iran

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
04/10/2024 07:20 WIB
Harga minyak mentah dunia kembali naik tajam pada perdagangan Kamis (3/10/2024), melanjutkan kenaikan empat hari sebelumnya.
Harga Minyak Naik 4 Persen usai Biden Bahas Potensi Serangan Balik ke Iran. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Naik 4 Persen usai Biden Bahas Potensi Serangan Balik ke Iran. (Foto: Freepik)

IDXChannel Harga minyak mentah dunia kembali naik tajam pada perdagangan Kamis (3/10/2024), melanjutkan kenaikan empat hari sebelumnya.

Hal tersebut setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan, Israel dan negaranya sedang membahas kemungkinan serangan terhadap sektor minyak Iran sebagai balasan atas serangan Iran terhadap Israel pekan ini.

Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent menguat 4,31 persen ke level USD77,88 per barel, sedangkan minyak jenis WTI meningkat 4,33 persen ke posisi USD73,99 per barel pada Kamis.

Melansir dari MT Newswires, Kamis (3/10), baik Israel maupun AS mengatakan mereka berencana melakukan aksi balasan setelah Iran meluncurkan 180 rudal ke Israel.

Sebagian besar rudal berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara, sehingga kerusakan pada rumah dan infrastruktur Israel pun terbatas.

Namun, harga minyak melonjak lebih tinggi setelah Biden pada Kamis mengatakan, AS mungkin mendukung serangan terhadap aset minyak Iran.

Bloomberg News melaporkan, ketika Biden ditanya oleh wartawan tentang potensi serangan terhadap infrastruktur minyak Iran, dia menjawab, "Kami sedang membahas itu.”

Iran mengekspor 1,7 juta barel minyak per hari, jauh di bawah kapasitasnya karena sanksi. Namun, kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan di kawasan Teluk Persia yang kaya minyak menambah premi risiko pada pasar yang sebelumnya lebih terfokus pada lemahnya permintaan dari China di tengah meningkatnya pasokan.

Saxo Bank mencatat, "Risiko geopolitik di Timur Tengah akan terus menopang harga minyak dalam jangka pendek."

Meskipun demikian, lemahnya permintaan dari China karena kesulitan ekonominya menjadi penyeimbang kekhawatiran geopolitik.

Selain itu, persediaan minyak AS terus meningkat. Laporan Rabu dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok minyak AS naik 3,9 juta barel minggu lalu, sementara sebagian besar analis memperkirakan penurunan.

Kembalinya pasokan minyak dari Libya juga membantu menahan kenaikan harga. Bloomberg melaporkan, negara tersebut akan melanjutkan produksi penuh pada Kamis, setelah perselisihan antara pemerintah nasional yang bersaing telah diselesaikan, yang sebelumnya memotong ekspor menjadi sekitar 450.000 barel per hari dari 1,2 juta bph.

Selain itu, OPEC+ pada Rabu mengonfirmasi, mereka akan mulai mengakhiri pemotongan produksi sukarela sebesar 2,2 juta bph pada Desember, menambah 180.000 bph ke pasar setiap bulan selama setahun ke depan. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement