“Ini narasi bearish yang sudah lama tidak muncul,” tuturnya.
Kedua acuan harga minyak itu turun lebih dari 2 persen pekan lalu, mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut, sebagian akibat proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan kelebihan pasokan bakal meningkat pada 2026.
Sepanjang tahun ini, struktur harga minyak lebih sering berada dalam kondisi sebaliknya, backwardation, di mana harga pengiriman segera lebih tinggi dari pengiriman masa depan — menandakan pasokan jangka pendek yang ketat dan permintaan yang kuat.
Perang Dagang AS-China
Dua konsumen minyak terbesar dunia, AS dan China, kembali memanas setelah saling mengenakan biaya tambahan di pelabuhan untuk kapal yang mengangkut kargo di antara keduanya — langkah balasan yang bisa mengganggu arus perdagangan global.
Pekan lalu, Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyerukan agar kedua negara menurunkan ketegangan, memperingatkan bahwa pemisahan ekonomi antara dua kekuatan terbesar dunia itu dapat memangkas output ekonomi global hingga 7 persen dalam jangka panjang.
Sebagian tekanan harga minyak tertahan oleh kabar bahwa kelompok lobi bisnis yang beranggotakan perusahaan besar AS seperti Oracle, Amazon.com, dan Exxon Mobil mendesak pemerintahan Presiden Donald Trump segera menangguhkan aturan tertentu.