Di AS, kenaikan stok minyak mentah yang di luar ekspektasi juga menambah kekhawatiran atas lemahnya permintaan. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok minyak domestik naik 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel pekan lalu, berbanding terbalik dengan perkiraan jajak pendapat Reuters yang memproyeksikan penurunan sebesar 1,8 juta barel.
Perusahaan energi AS pun memangkas jumlah rig minyak sebanyak tujuh unit menjadi 425 unit, level terendah sejak September 2021, menurut laporan mingguan Baker Hughes. Jumlah rig minyak menjadi salah satu indikator untuk proyeksi produksi mendatang.
Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS pada Juni menunjukkan pertumbuhan yang solid, sementara tingkat pengangguran justru turun secara tak terduga. Namun, hampir setengah dari kenaikan non-farm payrolls (NFP) berasal dari sektor pemerintah, sedangkan sektor swasta melambat karena sejumlah industri seperti manufaktur dan ritel masih menghadapi tekanan akibat tarif impor yang agresif dari pemerintahan Trump.
“Laporan ketenagakerjaan Kamis ini lebih kuat dari perkiraan, menunjukkan daya tahan ekonomi masih terjaga dalam beberapa bulan terakhir. Kami tetap melihat The Fed akan mempertahankan pendekatan wait-and-see terkait suku bunga,” ujar Chief Investment Officer Abound Financial, David Laut.
Sebelumnya, kedua kontrak minyak sempat menyentuh level tertinggi dalam sepekan pada Rabu, setelah Iran menghentikan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, yang memicu kekhawatiran atas potensi memanasnya kembali ketegangan nuklir menjadi konflik bersenjata.