Pada Kamis, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200 persen untuk anggur, cognac, dan produk alkohol lain dari Eropa. Langkah ini dinilai memicu kekhawatiran investor terhadap hambatan perdagangan yang lebih ketat di pasar konsumen terbesar dunia.
Gejolak perdagangan telah mengguncang investor, konsumen, serta kepercayaan bisnis. Indeks saham AS mengalami pelemahan, yang turut menekan sentimen pasar minyak meski fundamental pasokan cukup mendukung, seperti data pemerintah yang menunjukkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar lebih ketat dari perkiraan.
“Situasi ini menciptakan dinamika tarik-menarik,” kata analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.
“Apakah pasar akan lebih fokus pada keseimbangan pasokan dan permintaan yang terlihat masih cukup positif, atau justru lebih khawatir terhadap dampak tarif?”
Presiden Lipow Oil Associates yang berbasis di Houston, Andrew Lipow, mengatakan bahwa kebijakan tarif menjadi faktor utama yang membebani ekspektasi pertumbuhan permintaan minyak pada 2025.