“Meski penjualan ritel stabil bulan lalu, pertumbuhan output industri China melambat, yang berdampak negatif pada kebutuhan minyak mentah impor,” katanya.
Penurunan harga minyak ini juga mengikuti laporan stok minyak AS dari Energy Information Administration (EIA) pada Kamis, yang menunjukkan kenaikan lebih besar dari perkiraan, yakni 2,1 juta barel.
Baik EIA maupun International Energy Agency (IEA) pekan ini memperingatkan, pasokan diperkirakan akan surplus pada kuartal II-2025.
Hal ini didorong oleh kenaikan produksi di tengah lemahnya permintaan akibat perlambatan ekonomi China dan meningkatnya pangsa pasar kendaraan listrik.
Futures WTI mencatat pelemahan mingguan, juga dipicu kekhawatiran potensi peningkatan produksi minyak AS di bawah pemerintahan baru Donald Trump.