Penguatan dolar AS turut menjadi beban bagi harga minyak mentah, mengingat komoditas ini dihargai dalam dolar, sehingga daya tariknya berkurang.
Data ekonomi yang dirilis baru-baru ini menunjukkan perekonomian Negeri Paman Sam tetap tangguh, yang dapat membuat Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) memperlambat penurunan suku bunga dibandingkan ekspektasi sebelumnya.
Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis menyatakan, bank sentral tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga, mengingat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pasar kerja yang solid, dan inflasi yang masih di atas target 2 persen.
"Selama 48 jam terakhir, kita melihat perubahan signifikan, bukan hanya dari hasil pemilu, tetapi juga data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan serta pernyataan Powell yang menyiratkan sikap yang kurang agresif terhadap penurunan suku bunga," ujar Wakil Kepala Investasi Vaughan Nelson, Adam Rich.
"Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga menurun drastis, dan pasar kini sedang menyesuaikan diri setelah reaksi yang cukup optimistis (bullish) terhadap pemilu AS." (Aldo Fernando)