sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Turun Lagi, Pasokan OPEC+ Lampaui Kekhawatiran soal Rusia

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
06/08/2025 07:21 WIB
Harga minyak melemah pada Selasa (5/8/2025), memperpanjang tren penurunan selama empat hari berturut-turut.
Harga Minyak Turun Lagi, Pasokan OPEC+ Lampaui Kekhawatiran soal Rusia. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Turun Lagi, Pasokan OPEC+ Lampaui Kekhawatiran soal Rusia. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak melemah pada Selasa (5/8/2025), memperpanjang tren penurunan selama empat hari berturut-turut.

Tekanan datang dari peningkatan pasokan OPEC+ dan kekhawatiran atas melemahnya permintaan global, meski pasar juga mencermati ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap India terkait pembelian minyak dari Rusia.

Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup turun 1,63 persen ke level USD67,64 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,7 persen menjadi USD65,16 per barel. Kedua acuan tersebut mencatatkan penutupan terendah dalam lima pekan terakhir.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) sepakat pada Minggu untuk menaikkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari pada September. Keputusan ini akan mengakhiri kebijakan pemangkasan produksi lebih cepat dari jadwal sebelumnya.

“Lonjakan pasokan dari OPEC menjadi beban bagi pasar,” ujar Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow, dikutip Reuters.

Tekanan tambahan datang dari data sektor jasa AS yang stagnan pada Juli. Pesanan tidak menunjukkan perubahan signifikan, lapangan kerja terus melemah, dan biaya input melonjak ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun.

Kondisi ini mencerminkan dampak berkelanjutan dari ketidakpastian terkait kebijakan tarif pemerintahan Trump terhadap dunia usaha.

“Pasar kini menunggu apakah India dan China akan mengurangi pembelian minyak dari Rusia secara signifikan, lalu mencari sumber pasokan lain,” kata Lipow.

Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif terhadap produk India dalam 24 jam mendatang, terkait pembelian minyak dari Rusia. Ia juga menyebut bahwa penurunan harga energi dapat menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang di Ukraina.

Pemerintah India menyebut ancaman tersebut tidak berdasar dan bertekad untuk melindungi kepentingan ekonominya, yang memperburuk ketegangan dagang antara kedua negara.

Menurut analis di broker minyak PVM, John Evans, pergerakan harga minyak sejak ancaman Trump menunjukkan bahwa pelaku pasar masih skeptis akan potensi gangguan pasokan. Ia mempertanyakan apakah Trump benar-benar akan mengambil risiko menaikkan harga minyak.

“Saya menyebut pasar minyak saat ini masih stabil,” ujar analis UBS, Giovanni Staunovo.

“Kemungkinan situasi ini akan berlanjut hingga ada kejelasan dari pengumuman presiden AS soal Rusia dalam beberapa hari ke depan dan bagaimana reaksi para pembeli,” imbuh Stauvono.

India merupakan pembeli terbesar minyak mentah Rusia yang dikirim lewat laut, dengan volume impor sekitar 1,75 juta barel per hari sepanjang Januari hingga Juni tahun ini, naik 1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, menurut data dari sumber perdagangan yang dikutip Reuters.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS dilaporkan turun 4,2 juta barel pekan lalu, menurut data American Petroleum Institute (API) yang dirilis Selasa. Data resmi dari Badan Informasi Energi AS dijadwalkan rilis pada Rabu. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement