Dolar jatuh tajam setelah laporan tersebut dan harga obligasi pemerintah AS alias US Treasury terus naik karena pergerakan ke aset yang lebih aman. Imbal hasil pada obligasi bertenor dua tahun turun ke level terendah dalam 16 bulan.
Sementara, pasar saham global sebagian besar ditutup memerah pada Jumat.
Penurunan juga terjadi karena permintaan dari China dan India, importir nomor satu dan dua, melemah di tengah pertumbuhan yang melambat, sementara OPEC+ pada Kamis mempertahankan rencananya untuk kembali ke pemotongan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari pada kuartal ketiga, jika kondisi memungkinkan.
"OPEC+ menegaskan kembali niat mereka untuk meningkatkan produksi mulai kuartal berikutnya pada saat dua negara konsumen terbesar menunjukkan tanda-tanda melemahnya permintaan," kata Saxo Bank.
Tanda pelemahan ekonomi ini terjadi di tengah ketegangan di Timur Tengah yang terus memanas, seiring Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji untuk menyerang Israel setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Tehran. (Aldo Fernando)