Trump sempat mengancam akan memberlakukan tarif menyeluruh terhadap impor dari Kanada dan Meksiko—dua mitra dagang terbesar AS—sebelum akhirnya menunda kebijakan itu selama 30 hari pada Senin lalu.
Namun, tarif 10 persen terhadap impor dari China mulai berlaku, meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di negara importir minyak terbesar dunia tersebut.
"Sentimen pasar minyak mentah yang semula optimistis dalam beberapa hari terakhir kembali diwarnai kehati-hatian. Fokus kini tertuju ke Washington, di mana serangkaian pengumuman Trump sejak pelantikannya telah meningkatkan ketidakpastian,” kata Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.
Hansen menambahkan, ancaman perang dagang global berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan energi.
"Perkembangan tarif telah mengguncang seluruh sektor energi, ditambah dengan potensi pembatasan tambahan terhadap ekspor minyak Iran yang semakin memperburuk ketidakpastian geopolitik," ujar analis perusahaan konsultan energi Ritterbusch, dikutip Dow Jones Newswires.