Sepanjang Januari–Juni 2025, BRMS membukukan pendapatan sebesar USD120,84 juta, hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih mencapai USD22,9 juta, naik 136 persen secara tahunan yoy.
Namun, laba kuartal II-2025 turun menjadi USD8,1 juta atau turun 45,3 persen secara kuartalan, akibat penurunan kualitas/grade bijih emas ke level 1,4 g/t (dari 1,6 g/t di kuartal sebelumnya), sejalan dengan penurunan volume produksi.
Produksi emas selama kuartal tersebut tercatat 17.071 ons, dengan harga jual rata-rata (ASP) sebesar USD3.282 per ons, naik 40,5 persen secara tahunan.
Manajemen BRMS menjelaskan, pelemahan grade bijih bersifat sementara karena adanya aktivitas pushback di tambang Poboya, Palu.
Perusahaan memperkirakan kualitas bijih akan membaik pada kuartal IV-2025 seiring dibukanya kembali akses ke zona dengan kadar emas lebih tinggi.