Melansir materi paparan publik, hingga kuartal III 2023 realisasi produksi bijih timah sebanyak 14.502 ton, mengalami penurunan 23 persen secara year on year (YoY).
Dalam market outlook 2024, Kepala Riset RHB Sekuritas Andrey Wijaya menilai, sentimen makroekonomi masih membayangi sektor tambang logam.
Namun demikian, prospek komoditas timah akan terdorong pertumbuhan permintaan produk elektronik dari Korea dan terbatasnya output manufaktur dari Eropa dan China.
Sementara itu, persediaan timah di LME terus meningkat dan mendorong terjadinya kondisi surplus di pasar.
Mengutip Market Reports World, dalam laporan Pasar Timah global menunjukkan pola pertumbuhan yang konsisten dan kuat dalam beberapa waktu terakhir, yang diperkirakan akan terus positif hingga tahun 2031.