Harga sejumlah logam dasar telah melonjak tahun ini di tengah harapan penurunan suku bunga AS dan tanda-tanda bahwa perekonomian China pada akhirnya akan bangkit dari kemerosotan pascapandemi.
Sementara itu, peningkatan persediaan di bursa LME memberikan bukti bahwa pembeli memiliki pasokan yang cukup untuk saat ini dan membuat pesimi pasar bahwa harga akan naik lebih tinggi lagi.
“Pasar tembaga tampaknya memiliki pasokan yang jauh lebih memadai daripada yang diharapkan oleh beberapa trader. Oleh karena itu, menurut pandangan kami, perubahan harga tembaga yang cepat tampaknya tidak mungkin terjadi dan kami memperkirakan pasar akan berkonsolidasi selama bulan-bulan musim panas,” kata Carsten Menke, kepala penelitian di Julius Baer, dalam sebuah catatan email.
Sementara itu, melansir laporan S&P Global, keterbatasan pasokan bijih nikel di Asia kemungkinan akan berkurang pada kuartal April-Juni karena potensi peningkatan produksi Indonesia. Ini diperkirakan setelah pemerintah memutuskan untuk mempercepat proses persetujuan kuota penambangan.
Indonesia selaku produsen nikel terbesar di dunia, mengalami penundaan dalam persetujuan pertambangan pada awal tahun ini yang mengakibatkan kekhawatiran pasokan dan lonjakan harga.