Indonesia memutuskan untuk memperpanjang masa berlaku rencana pertambangan menjadi tiga tahun dari satu tahun.
Pelaku pasar kini memperkirakan pasokan bijih nikel akan membaik secara bertahap di Triwulan II-2024 seiring dengan meningkatnya persetujuan kuota pertambangan di Indonesia dan pulihnya pengiriman dari Filipina setelah musim hujan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memberikan tekanan pada harga nikel.
“Kami memperkirakan pasar nikel primer global akan tetap mengalami surplus pada tahun 2024 sebesar 128.000 ton karena ekspektasi bahwa tekanan terhadap produksi nikel primer Indonesia akan berkurang seiring dengan semakin banyaknya kuota yang disetujui,” ujar Jason Sappor, analis senior riset logam dan pertambangan di S&P Global Commodity Insights.
Dalam waktu dekat, pelaku pasar memperkirakan akan terjadi kondisi cuaca buruk serta kekurangan tenaga kerja dan peralatan.
Selain itu, hari libur besar di Indonesia dan Filipina akan terus berdampak pada operasional pertambangan, begitu juga dengan produk nikel kelas II seperti NPI dan nikel sulfat.