Di samping itu, NCKL mengoperasikan dua tambang bijih nikel dan dua smelter rotary-kilnelectric furnace (RKEF) yang memiliki kapasitas produksi sebesar 25 kilo ton per tahun (ktpa) dan smelter HPAL berkapasitas 37 ktpa.
Dalam riset Samuel Sekuritas yang telah disinggung di atas, NCKL bakal menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksi Ferro Nickelnya, yakni menjadi 219 ktpa.
Sementara, untuk proyek RKEF dari emiten ini akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 9 ktpa dan 185 ktpa yang akan berproduksi masing-masing pada kuartal II-2023 dan kuartal II-2025.
Sedangkan, untuk proyek HPALnya, NCKL akan melakukan tiga tahap pembangunan. Pada tahap pertama, proyek berkapasitas 37 ktpa tersebut sudah selesai dibangun dan telah beroperasi dengan kapasitas penuh.
Sementara, pada tahap kedua dengan total kapasitas 18 ktpa akan berproduksi pada kuartal I-2023. Adapun, untuk tahap ketiga, NCKL akan mendapatkan angka produksi tambahan sebesar 65 ktpa dari dua anak usahanya yang akan meningkatkan kapasitas HPAL NCKL menjadi 120 ktpa.
Di sisi lain, MBM juga memiliki potensi tak kalah menarik dari NCKL. Melansir riset CLSA bertajuk “Merdeka Copper Gold (MDKA): Midas Touch” yang dirilis pada 13 Januari 2023, MBM memiliki 51 persen cadangan nikel sebesar 189m/1,1 miliar dmt.
Sementara, perusahaan ini juga memiliki kapasitas produksi Nickel Pig Iron (NPI) sebesar 38 ktpa.
Sedangkan, , perusahaan ini akan memulai penambangan bijih limonit pada semester II-2023 dengan target produksi sebesar 6 juta hingga 8 juta wet metrik ton (wmt) per tahun.
CLSA turut menyebutkan, pada akhir 2023, MBM akan menambah kapasitas NPI hingga 50kt dan membangun pabrik peleburan sebagai konverter NPI ke nikel matte.
“Pada 2024, kami berharap dengan potensi-potensi tersebut MBM dapat berkontribusi sebesar 50 persen hingga 70 persen terhadap pendapatan dan laba kotor MDKA,” tulis riset CLSA.
Di samping itu, dalam riset CLSA lainnya yang diterbitkan pada 23 Februari 2023 dengan judul “Merdeka Copper Gold (MDKA): Emerging as a Major Player” disebutkan, potensi sumber daya nikel MBM di satu lokasi yang terintegrasi dengan infrastruktur Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memungkinkan emiten ini menjadi pusat nikel kelas satu di Indonesia.
Sebagai informasi, IMIP merupakan kawasan industri berbasis pengolahan nikel yang produk utamanya berupa nikel, stainless steel dan carbon steel yang terletak di Morowali, Sulawesi Tengah.
Periset: Melati Kristina
(ADF)