Selain itu, perseroan juga akan menggunakan dana hasil IPO untuk perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan nikel serta infrastruktur pendukung, meliputi pembangunan jalan tambang dan infrastruktur lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan, seiring dengan meningkatnya produksi nikel dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Pulau Obi dalam kurun waktu tahun 2023 sampai dengan 2027.
Kemudian, sekitar 50,4 persen akan digunakan untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman. Lalu, sebesar 2,0 persen akan digunakan oleh entitas anak yaitu GPS untuk capex, namun tidak terbatas untuk pembelian alat berat sekitar 25 unit seperti bulldozer, fuel truck, rock breaker dan alat berat lainnya.
Serta, sebesar 1,2 persen dana hasil IPO akan digunakan oleh entitas anak yaitu JMP untuk capex, namun tidak terbatas pembelian alat berat sekitar 32 unit seperti bulldozer, fuel truck, rock breaker dan alat berat lainnya.
“Sisanya sekitar 3,5 persen akan digunakan untuk modal kerja (working capital), namun tidak terbatas pada biaya kontraktor pertambangan, bahan bakar, beban gaji, biaya umum dan administrasi, biaya overhead dan spare parts,” demikian tertulis dalam prospektus, dikutip Rabu (5/4/2023). (RRD)