IDXChannel – Kabar perusahaan e-commerce Shopee melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir. Atas nama penyesuaian di tengah ‘ketidakpastian ekonomi’, Shopee memangkas jumlah karyawan demi efisiensi operasional perusahaan.
Lewat memo, sebagaimana dilansir The Straits Times, CEO Shopee Chris Feng akhirnya mengonfirmasi kabar PHK karyawannya di segmen layanan ShopeeFood dan ShopeePay pada Selasa lalu (14/6).
Chris Feng menjelaskan, adanya penyesuaian guna mengoptimalkan operasi Shopee di segmen dan pasar tertentu.
“Melihat ketidakpastian ekonomi secara luas, kami percaya bahwa keputusan sulit ini penting dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dan memfokuskan sumber daya kami,” katanya dalam memo tersebut, dikutip dari The Straits Times, Selasa (14/6/2022).
Peristiwa ini terjadi setelah Shopee keluar dari pasar Prancis pada Maret lalu untuk mengakhiri tahap awal uji coba di sana. Selain itu, e-commerce ini juga akan mengakhiri tahap awal uji cobanya di Spanyol.
Namun, memo tersebut tidak merinci negara mana saja di Asia Tenggara yang akan terdampak PHK.
Asal tahu saja, e-commerce yang berpusat di Singapura tersebut saat ini telah mengembangkan sayapnya di Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, hingga Indonesia.
Meski begitu, pihaknya juga mengatakan bahwa bisnis Shopee akan terus beroperasi seperti biasa di Meksiko, Argentina, dan Chili. Adapun layanan ShopeeFood an ShopeePay juga dikabarkan akan tetap berjalan di Asia Tenggara.
Sebagai gambaran, dalam keterangan rilis pers Shopee Indonesia, Rabu (15/6), Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja menjelaskan, Shopee mempekerjakan lebih dari 20.000 karyawan dalam berbagai lini bisnis seperti Shopee, ShopeePay, dan ShopeeFood.
Pangkas Karyawan saat Kinerja Kalahkan Estimasi
Di tengah kabar yang tak menggembirakan ini, kinerja induk Shopee yang melantai di bursa saham New York (NYSE), Sea Limited, per kuartal I 2022 sebenarnya mengalahkan estimasi penjualan analis.
Total pendapatan kuartal pertama Sea tumbuh 64,4% menjadi USD2,90 miliar atau setara dengan Rp42,04 triliun (asumsi kurs Rp14.500/USD). Melansir Reuters, angka ini melampaui ekspektasi analis sebesar USD2,76 miliar, menurut data Refinitiv IBES.
Sebagai informasi, Sea merupakan perusahaan induk yang memiliki fokus bisnis di digital entertainment, e-commerce, dan jasa keuangan.
Digital entertainment diwakili oleh Garena dengan produk andalannya game Free Fire, e-commerce Shopee, dan jasa keuangan dengan jenama SeaMoney.
Mengutip laporan keuangan kuartal I 2022 Sea, pendapatan segmen digital entertainment, yang pada triwulan I tahun lalu menjadi andalan perusahaan , menjadi kontributor kedua pada periode yang sama tahun ini.
Penyumbang pendapatan terbesar Sea per akhir kuartal I tahun ini adalah segmen e-commerce.
Secara keseluruhan, ketiga lini bisnis tersebut mengalami pertumbuhan pendapatan secara tahunan (year on year/yoy) per triwulan pertama 2022.
Sumber: Rilis resmi Sea Limited
Pendapatan dari jasa digital entertainment menyumbang USD1,13 miliar, naik 45,3% yoy.
Menurut penjelasan perusahaan, peningkatan pendapatan digital entertainment terjadi terutama karena pengakuan akumulasi pendapatan ditangguhkan dari kuartal sebelumnya.
Kemudian, e-commerce & jasa lainnya sebesar USD1,50 miliar atau melonjak 94,2%.
Melesatnya pendapatan dari e-commerce, kata perusahaan, “terutama didorong oleh meningkatnya adopsi produk dan layanan di seluruh e-commerce perusahaan dan bisnis jasa keuangan digital”.
Pendapatan dari penjualan barang naik 26,1% menjadi USD264,79 juta.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan Sea juga membengkak, dengan segmen e-commerce & jasa lainnya menjadi yang paling mencolok. Beban pokok dari segmen ini naik 74,4% yoy menjadi USD 1,17 miliar.
Naiknya beban pokok dari segmen e-commerce terjadi, jelas pihak Sea, terutama disebabkan biaya logistik yang lebih tinggi dari adanya pertumbuhan pesanan.
Selain itu, hal tersebut juga disebabkan membengkaknya biaya lain yang didorong oleh pertumbuhan marketplace e-commerce perusahaan.
Kenaikan pendapatan yang melampaui beban pokok membuat laba kotor Sea per 31 Maret 22022 melompat 81,3% yoy menjadi USD1,17 miliar.