Menurut perkiraan para analis, pelaku pasar khawatir tentang dampak dan kemungkinan penularan dari krisis Evergrande yang memukul pertumbuhan ekonomi China.
Saat ini sektor real estate telah menyumbang 15% dari PDB China. Banyak dana obligasi dengan memberikan imbal hasil (yield) tinggi Asia juga didominasi oleh penerbitan dari pengembang real estate China.
Dampak dari gagal bayar obligasi Fantasia ini diprediksi tidak akan sebesar Evergrande. Diketahui Evergrande memiliki utang mencapai USD300 miliar atau setara dengan Rp 4.290 triliun (kurs Rp 14.300/USD), sementara berdasarkan laporan keuangan semester pertama perusahaan Fantasia hanya memiliki utang 82,9 miliar yuan (USD12,8 miliar) atau setara Rp 183 triliun.
Dalam sebuah laporan yang dirilis sebelum pengajuan perusahaan pada Senin malam, Fitch menyoroti keberadaan obligasi swasta yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dan mengatakan Fantasia telat melakukan pembayaran obligasi sebesar USD100 juta atau Rp 1,43 triliun.
(SANDY)