IDXChannel - Para investor menghukum perusahaan yang melaporkan laba atau prospek yang mengecewakan dalam bentuk penurunan harga saham secara tajam. Ini menjadi bentuk dari sikap tegas terhadap perusahaan yang kesulitan di era suku bunga yang tinggi.
Menurut data dari FactSet, selama masa laporan keuangan kuartal ketiga saat ini, saham-saham di perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500, Amerika Serikat (AS) yang laba per sahamnya (earnings per share/EPS) di bawah prediksi para analis turun rata-rata 5,5% selang beberapa hari setelah laporan keuangannya dirilis.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar juga tidak terelakkan dari imbasnya. Pada Rabu (25/10), saham Alphabet turun lebih dari 9%, hari terburuknya sejak Maret 2020, setelah pertumbuhan divisi komputasi awan Google melemah.
Saham grup pembayaran Perancis, Worldline, minggu ini anjlok 60% setelah menurunkan proyeksi. CAB Payments dari Inggris anjlok 72%, hanya tiga bulan setelah perusahaan ini mencatatkan sahamnya setelah memangkas estimasi pendapatannya.
David Souccar, manajer portofolio di Vontobel, mengakui, perusahaan-perusahaan yang meleset dari target bahkan dengan selisih yang kecil sekalipun akan mendapatkan hukuman yang berat.