IDXChannel - Memasuki era transisi energi, bursa karbon menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan. Bukan hanya sebagai pelengkap penerapan Environmental Social and Governance (ESG), bursa karbon kini menjadi kebutuhan bagi korporasi yang ingin berinvestasi pada teknologi dan proses bisnis yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Pada prinsipnya, bursa karbon akan mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Dengan melakukan perdagangan bursa karbon, perusahaan yang mengurangi emisi gas rumah kacanya dapat menghasilkan surplus izin atau kredit karbon yang dapat dijual, sehingga meningkatkan profitabilitas.
Pada awal perdagangan bursa karbon yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, bursa karbon yang dijual saat peluncuran sebesar 459.953 ton. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Volume Perdagangan di Bursa Karbon hingga Mei 2024 sebanyak 608.427 ton setara karbondioksida, adapun nilai transaksi karbon yang diperdagangkan mencapai Rp36,77 miliar.
Berkaca dari hal tersebut di atas, IDX Channel mengadakan IDX Carbon Update pada Kamis 4 Juli 2024 siang ini mulai pukul 13.00-15.30 WIB di Mainhall Bursa Efek Indonesia.
Dalam kegiatan ini, IDX Carbon Update akan dibuka langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi. Acara tersebut juga dihadiri beberapa narasumber, antara lain Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik; dan Direktur Perencanaan Strategis dan & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman.