Sehingga sentimen tersebut yang mendorong pelaku pasar melepas saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga dan juga sensitif terhadap dolar termasuk juga saham batu bara dan perbankan big caps.
Secara teknikal, IHSG sempat naik pada pembukaan, namun menurut Andri hal itu tidak didukung dengan volume yang mendorong tekanan masih cukup kuat.
"Dan juga masih banyak faktor-faktor yang membuat indeks turun terutama dari GOTO yang bobotnya 10% ke indeks," katanya.
Adapun secara historis, untuk September memang banyak 'merahnya', menurut Andri di Oktober justru cukup unik karena indeks kita sudah hampir -5%.
"Jauh lebih buruk dibandingkan Wall Street yang cuma -3% ini yang mendorong indeks kita tetap tertekan dan juga prospeknya secara historis di Oktober ini bagus karena selalu naik dalam 20 tahun terakhir," jelas Andri.