Kendati demikian, volume transaksi tumbuh dari semula 21,57 miliar saham menjadi Rp22,61 miliar saham.
"Jika nilai transaksi menurun di saat IHSG menguat, maka hal ini memperlihatkan pelaku pasar yang masih waspada dengan kondisi pasar, atau penguatan ini dipimpin oleh saham-saham yang secara kebetulan bobotnya besar terhadap IHSG sehingga terlihat seperti pasar yang sudah bullish kembali," ungkapnya.
Secara teknikal, William membaca indeks akan bergerak mixed dan cenderung menguat di area 6.756 – 7.000. Apabila indeks 'percaya diri' melanjutkan kenaikannya, dia menilai pasar akan mencoba mengabaikan sentimen suku bunga The Fed, meskipun belum jelas berapa lama daya tahannya.
"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada area 6.756 hingga 7.000. Resistance 7.000 menjadi level psikologis penentu apakah penguatan IHSG akan terhenti atau berlanjut dan berhasil mengabaikan sentimen suku bunga The Fed," tandasnya.
Pada sesi terakhir, Jumat (20/5), IHSG ditutup menguat cukup signifikan sebesar 1,39 persen menuju 6.918,14. Volume transaksi mencapai 22,04 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp15,87 triliun. Selama lima hari perdagangan minggu lalu, IHSG telah berhasil menanjak 4,82 persen, menembus level penguatan tertinggi dalam sepekan.