Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan dolar AS sejalan dengan peningkatan imbal hasil US Treasury 10 Tahun, yang bertahan di atas 4,4 persen hingga perdagangan sore hari.
"Selain imbal hasil US Treasury yang alami penurunan, kinerja USD Index yang membaik dari level 98 ke kisaran 98,28, juga turut mendorong penguatan mata uang dolar AS," kata Gunawan.
Meski demikian, kata Gunawan, pada dasarnya USD Index dalam tiga bulan terakhir dalam tren turun. Dolar AS sebenarnya dalam tekanan serius seiring dengan perang dagang yang dikumandangkan Presiden AS Donald Trump belakangan ini.
"Namun nyatanya mata uang rupiah justru sempat ditransaksikan di kisaran Rp17 ribu per USD dalam hampir sebulan terakhir. Menunjukkan bahwa rupiah tidak sepenuhnya diuntungkan dengan memburuknya kinerja USD Index yang seharusnya memicu tekanan pada mata uang dolar AS," kata dia.