Dari sisi sentimen, fenomena tahunan "Sell In May" berpotensi memberikan tekanan pelemahan pada IHSG di awal bulan Mei 2025. Hal ini dianggap wajar mengingat masih banyak pelaku pasar yang aware terhadap siklus ini, sehingga kecenderungan untuk melakukan penjualan saham di bulan Mei tetap tinggi.
Meskipun demikian, pada perdagangan hari sebelumnya tercatat adanya net buy asing yang cukup signifikan, mencapai Rp 239 miliar. Net buy terbesar terjadi pada saham BBCA, TLKM, ANTM, ASII, dan TPIA (diurutkan berdasarkan nilai terbesar).
Sementara itu, saham-saham yang menjadi laggards (penekan) IHSG pada perdagangan sebelumnya adalah BMRI, DCII, ISAT, BRMS, dan BYAN.
Sebaliknya, saham-saham yang menjadi leaders (penggerak naik) adalah BBCA, TLKM, INDF, KLBF, dan TPIA (berdasarkan data statistik IDX).
"Memperhatikan faktor-faktor di atas, kami memproyeksikan hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed dalam range 6.700 – 6.800," katanya.