Berdasarkan beberapa tesis mengatakan, jika suku bunga naik ada kemungkinan saham teknologi mengalami penurunan. Hal itu karena ketika saham teknologi pergerakannya itu tidak begitu menarik.
"Investor beralih ke yang lebih aman seperti obligasi atau pasar instrumen keuangan lainnya, dibanding sektor teknologi yang jauh lebih berisiko tinggi," katanya.
Sedangkan Bank Indonesia menegaskan bahwa akan mempertahankan suku bunga 3,5% dan kebijakan moneter masih berfokus pada peningkatan konsumsi masyarakat seperti PPNBM otomotif dan properti.
"Tapi kalau kita lihat sebaiknya kebijakan ini tidak cukup berpengaruh terhadap kondisi sektor perbankan karena likuiditas sudah cukup tinggi," ujar Ajie.
Trimegah Sekuritas berekspektasi untuk The Fed esok hari ada kemungkinan menaikkan 50 bps, tapi untuk Indonesia sendiri kemungkinan menaikkan suku bunga di kuartal II atau kuartal III-2022.