IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah tertekan di 0,29%. Meskipun demikian, IHSG mampu ditutup di level 6.005,61 pada penutupan sesi II perdagangan hari ini. Praktisi menyebut hal ini didorong dari efek PPKM darurat yang sudah diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.
Praktisi Pasar Modal, Kefas Evander mengatakan perdagangan dalam beberapa hari belakang tidak mengalami perubahan yang signifkan. Selain karena efek penerapan PPKM Darurat, namun juga banyak emiten yang tidak merilis data keuangan.
“Walaupun belakangan ini IHSG terkena sentimen dari PPKM darurat dan faktor lainnya itu, para pelaku saham bisa menikmati saham-saham yang memang sedang corporate action,” ujarnya dalam Market Review di IDX Channel, Senin (5/7/2021).
Sementara itu, disisi lain hari ini sektor kesehatan memimpin penguatan IHSG ditengah lonjakan kasus Covid-19. Namun, Kefas menyebut seperti saham-saham rumah sakit sebenarnya trennya sudah lama bullish.
“Sekarang ini bisa dibilang masih menikmati alur bullishnya. Jadi tidak bisa dibilang saham-saham kesehatan baru naik hari ini, sebab ini sudah terjadi cukup lama mulainya,” katanya.
Ia menuturkan pada sektor kesehatan, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) memiliki fundamental yang kuat kemudian sudah didukung dengan corporate action. Selain itu, ia juga merekomendasikan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) sebab memiliki fundamental yang sangat kuat dalam beberapa hari terakhir ini.
Saham PRDA hari ini menguat pada 22,83% ditutup 5.650. Kefas merekomendasikan saham ini dengan catatan, pelaku saham menggunakan sistem level cut loss yang disiplin yang tidak lebih dari 10%. Apabila mengalami penurunan maka perlu exit terlebih dahulu.
“Namun karena volume hari ini cukup kuat banget, mungkin besok masih bisa melanjutkan peningkatan,” jelasnya.
Kefas menyampaikan saham Prodia masih punya potensi untuk mengalami peningkatan sebab sejak mereka IPO, harganya kurang lebih masih mirip. Untuk prodia all time highnya ada di 6.800. (TIA)