Sejumlah negara kawasan seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Jepang, dan Kamboja telah mencapai kesepakatan setelah berminggu-minggu negosiasi, membuat pasar menilai ulang negara mana yang paling berisiko mengalami gangguan ekspor.
“Kami menilai ini hasil yang lebih baik dibanding perkiraan sebelumnya, meskipun tarif yang dikenakan tetap jauh lebih tinggi dari kondisi sebelumnya,” kata ekonom ASEAN dan India di BofA Securities, Rahul Bajoria.
“Wilayah ASEAN sempat mengalami percepatan ekspor, sehingga penyesuaian saat ini tidak terhindarkan. Namun dengan prospek pertumbuhan yang membaik, kami melihat ruang yang cukup bagi pertumbuhan PDB di kawasan ini,” imbuh Bajoria.
Di sisi lain, pemecatan Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja AS Erika McEntarfer oleh Trump—yang menudingnya memanipulasi data pekerjaan—menambah ketidakpastian pasar terhadap keandalan data ekonomi AS. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.