Gina menjelaskan bahwa, selama pandemi perseroan tidak mengalami penurunan kinerja karena aktivitas masyarakat mayoritas dilakukan secara digital. Adapun, pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat yang diberlakukan pemerintah juga tidak mempengaruhi jalannya proyek perseroan.
Sebagaimana diketahui, Moratelindo IPO dengan menawarkan sebanyak 2,52 miliar saham baru atau sebanyak 10,68 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan yang ditetapkan, perseroan akan mengantongi dana sebesar Rp 1 triliun.
Perseroan akan menggunakan 85% dana hasil IPO untuk investasi terhadap backbone dan access, termasuk dengan perangkat dan infrastruktur baik pasif maupun aktif, serta pengembangan data center. Selain itu, perseroan juga akan membangun inland cable, ducting, serta perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastuktur.
Dana hasil IPO juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru.
Kemudian, sebesar 15% dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan, yaitu biaya operasional dan perawatan jaringan, beserta perangkat pendukungnya, biaya instalasi perangkat ke pelanggan dan untuk aktivitas promosi.