Kemudian sekitar 40 persen akan digunakan untuk biaya provisi likuiditas bursa yaitu dana yang dicadangkan untuk provisi biaya atas penyimpanan aset kripto dan biaya penyediaan likuiditas pasar yang akan dilaksanakan pada 2025
Lalu sekitar 15 persen akan digunakan untuk beban umum dan administrasi lainnya terkait kegiatan operasional CFX. Namun tidak terbatas pada biaya terkait edukasi dan literasi publik terhadap pasar Aset Kripto dan teknologi blockchain, biaya riset dan pengembangan ekosistem pasar dan produk Aset Kripto di Indonesia.
“Termasuk pengelolaan dan pemantauan transaksi derivatif, dan biaya pemasaran yang akan dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2025 sampai dengan tahun 2026,” demikian dikutip dari prospektus pada Senin (23/6/2025).
Adapun sisanya akan diberikan kepada perusahaan anak, yaitu ICC dalam bentuk penyertaan modal berupa biaya infrastruktur teknologi dan biaya kegiatan operasional.
Perseroan diperkirakan melantai di BEI pada 9 Juli 2025 dengan periode offering digelar pada 2-7 Juli 2025. Tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik pada 7 dan 8 Juli 2025. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin emisi efek.
(DESI ANGRIANI)