Dari dalam negeri, permintaan terhadap industri semen turun jauh di luar proyeksi Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Konsumsi semen hanya mampu tumbuh 1,4 persen di luar ekspektasi 4 persen.
Hal ini akibat berkurangnya aktivitas manufaktur dan konstruksi sebagai dampak dari penyelenggaraan Pemilu 2024 dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
"Industri semen secara umum masih mengalami tekanan imbas dari ketidakpastian global yang tinggi dipicu oleh eskalasi konflik di timur tengah, kebijakan moneter yang ketat dan fluktuasi harga batu bara di Semester I-2024," tutur manajemen Cemindo.
Meski demikian, perseroan optimistis pasar semen domestik akan tumbuh pesat pada paruh kedua 2024 didukung oleh percepatan mega proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Kemudian peluang penurunan suku bunga Amerika Serikat atau The Fed pada Semester II-2024 akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas nilai tukar rupiah dan membuka peluang Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya.
"Hal-hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan permintaan pasar semen domestik dan mengurangi
tekanan pada harga jual semen, sehingga mampu meningkatkan kinerja Perseroan secara keseluruhan pada paruh kedua 2024," tulis manajemen Cemindo.
(DESI ANGRIANI)