Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan kepada anggota parlemen bahwa The Fed mengantisipasi inflasi yang tinggi dan segera mereda. Hanya saja, para investor masih khawatir bahwa tingginya inflasi akan berkelanjutan dan dapat menyebabkan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.
“Orang-orang sangat gugup dan khawatir tentang inflasi, tarif pajak, dan pemilihan paruh waktu 2022. Tiga hal itu sangat banyak di benak orang,” kata Chief Investment Officer Andrew Mies, dilansir dari Reuters, Jumat (16/7/2021).
Kekhawatiran terhadap inflasi tersebut pun membuat saham seperti Nvidia anjlok hingga 4,4 persen dan Amazon turun lebih dari 1 persen. Saham kedua perusahaan tersebut pun berkontribusi terhadap penurunan Nasdaq. Sedangkan Facebook melemah 0,9 persen.
Menurut data perkiraan IBES dari Refinitiv, analis rata-rata mengharapkan pertumbuhan 66 persen dalam laba per saham untuk perusahaan S&P 500. Dengan S&P 500 naik sekitar 16 persen sepanjang tahun ini, investor akan mencari perusahaan untuk memberikan perkiraan yang kuat untuk membenarkan penilaian setinggi langit.
"Investor pasti mulai melihat perkiraan 2022. Saya pikir Anda bisa melihat enam bulan dari sekarang pasar saham pada dasarnya di mana saat ini," ujar Mies. (RAMA)