Lebih lanjut, ADRO mencatat penurunan pengupasan lapisan penutup sebesar 11% menjadi 102,05 million bank cubic meter (Mbcm) pada semester I 2022 dari 115,2 Mbcm dan nisbah kupas turun 16% y-o-y menjadi 3,64x dari 4,35x.
“Jika cuaca memungkinkan, perusahaan memperkirakan nisbah kupas akan meningkat pada 2H22, namun tidak mudah untuk memenuhi panduan nisbah kupas 4,1x pada 2022,” kata pihak ADRO.
Sementara, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir menjelaskan, “Semester pertama 2022 adalah semester yang sangat kondusif untuk harga, sehingga mendorong pendapatan menyentuh rekor-rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan. Hal ini dipicu oleh gabungan berbagai faktor yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat, mulai dari cuaca tak menentu yang mengakibatkan kenaikan permintaan bagi produkproduk kami, sampai kelangkaan pasokan yang belum juga teratasi akibat masalah pengadaan alat berat dan cuaca buruk di wilayah-wilayah tambang secara global. Dampak terbesar disebabkan risiko geopolitis dari Eropa.”
Boy Thohir melanjutkan, pendapatan, EBITDA dan laba bersih ADRO mencapai rekor tertinggi kinerja semester pertama sejak perusahaan pertama kali melantai di bursa 14 tahun lalu.
Mengutip Boy, EBITDA operasional yang melebihi USD2,3 miliar, dan laba inti yang mencapai USD1,4 miliar setara dengan peningkatan masing-masing 269% dan 338% yoy, yang mencerminkan kualitas laba perusahaan.