“Kami percaya pendorong positif untuk peningkatan pra penjualan dan pemulihan sektor ini akan terus berlanjut pada 2025, juga karena insentif PPN yang diperpanjang untuk penjualan properti residensial, dan relaksasi pinjaman KPR di bawah Peraturan Bank Indonesia No 23/2/PBI/2021,” tutur Baruna.
CGSI Sekuritas masih menyematkan rating Overweight terhadap sektor ini, dengan valuasi di kisaran 7,5 kali forward price to earnings (P/E) 2 tahun. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan 9,0 kali forward P/E 2 tahun pada awal 2024, ketika tingkat suku bunga global dan domestik lebih tinggi.
“Kami tetap mempertahankan Overweight pada sektor ini, karena kami pikir investor telah memperhitungkan kenaikan yield obligasi Indonesia dan capital outflow sejak Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada Nov 24,” kata riset tersebut.
Emiten properti pilihan yang berpotensi cuan
Di antara empat pengembang besar, BSDE dan PWON, menurut estimasi CGSI Sekuritas, menjadi emiten pilihan.
Analis mengharapkan langkah BSDE dalam mengakuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) dapat memberikan kontribusi 4 persen terhadap pra penjualan di 2025.