Dijelaskan lebih lanjut, minyak menjadi mahal untuk pasar non-dolar. "Namun minyak mendapat dukungan karena beberapa produksi di Teluk AS akan tetap offline selama berbulan-bulan akibat badai Ida," tambahnya.
Sebelumnya diketahui Brent telah mengalami penguatan 43% di sepanjang tahun ini. Didukung oleh pengurangan pasokan dari OPEC+ dan beberapa negara tengah memulihkan permintaan setelah keruntuhan akibat pandemi Covid-19. (NDA)