IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta kepada para investor untuk waspada, sebab ada beberapa surat utang (obligasi) dan sukuk yang berpotensi mengalami gagal bayar di 2022 mendatang. Hal ini tak lepas dari perusahaan penerbit yang mengalami kerugian saat jatuh tempo pembayaran.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawsi, mendorong investor untuk mencermati segala tawaran penerbitan surat utang ini baik soal kelayakan penerbit, tingkat bunga, dan faktor lainnya.
"Kalau di obligasi memang yang paling besar adalah risiko default dan pada saat prospektus rating oleh Pefindo atau oleh agensi lain juga diberikan indikasi awal bahwa misalnya rating dari perusahaan tersebut ada di tingkat kelayakan pengembalian bunga utangnya," kata Hasan dalam wawancara eksklusif kepada MNC Portal Indonesia, dikutip Sabtu (18/12/2021).
Menurut Hasan, potensi default ini berkaitan dengan kondisi perusahaan dalam merespons pandemi Covid-19 yang membuat usaha mereka jatuh-bangun.
"Pada ujungnya ada beberapa yang kami catat mengalami kerugian pada saat jatuh tempo pembayaran bunganya atau pun mungkin juga sudah jatuh tempo pembayaran pokoknya," tutur Hasan.