sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IPO di 2025, Ceria Nugraha Indotama Raih Dukungan Glencore 

Market news editor Nia Deviyana
13/06/2024 06:30 WIB
Trader komoditas terbesar dunia ini juga akan menandatangani perjanjian offtake untuk membeli bahan baku baterai kendaraan listrik dari perusahaan Indonesia.
IPO di 2025, Ceria Nugraha Indotama Raih Dukungan Glencore. Foto: MNC Media.
IPO di 2025, Ceria Nugraha Indotama Raih Dukungan Glencore. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Penambang nikel Indonesia PT Ceria Nugraha Indotama akan mendapat dukungan dari Glencore Plc untuk membangun pabrik logam baterai, menyusul rencana initial public offering (IPO) yang direncanakan pada 2025.

"Glencore sedang dalam pembicaraan untuk mengambil 10 persen saham perusahaan melalui penggalangan dana pra-IPO, dan akan membantu pembiayaan pabrik pelindian asam bertekanan tinggi," kata Chief Executive Officer Ceria Nugraha Derian Sakmiwata dalam sebuah wawancara, dilansir Bloomberg, Kamis (13/6/2024). 

Trader komoditas terbesar dunia ini juga akan menandatangani perjanjian offtake untuk membeli bahan baku baterai kendaraan listrik dari perusahaan Indonesia.

"Kami ingin menjangkau pasar global," Glencore adalah jembatan kami," kata Derian di sela konferensi Shanghai Metals Market di Jakarta. 

Derian mengatakan, 20 persen saham perusahaan tersebut akan ditawarkan sebagai bagian dari penggalangan dana pra-IPO.

Glencore belum memberikan pernyataan terkait rencana tersebut. Namun, penambang dan trader global yang berkantor pusat di Swiss ini tengah meningkatkan partisipasinya dalam industri nikel di Indonesia, yang menyumbang sekitar setengah produksi dunia. 

Adapun Glencore merupakan satu dari perusahaan-perusahaan yang mengincar saham PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel.

Larangan ekspor bijih mentah pada 2020 mendorong gelombang investasi besar-besaran dari China dalam peleburan nikel di Indonesia yang menyebabkan lonjakan produksi dan jatuhnya harga acuan. 

Tidak seperti biasanya, tidak ada perusahaan China yang memiliki saham ekuitas di proyek Ceria, meskipun China ENFI Engineering Corp. telah dikontrak untuk membangun proyek tersebut.

Namun, inilah yang ingin dipertahankan oleh perusahaan-perusahaan tambang nikel di Indonesia, agar produknya memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi yang terkait dengan Undang-Undang Pengurangan Inflasi di Amerika. 

Meskipun aturan pasti seputar usaha patungan masih belum jelas, ada kemungkinan usaha patungan dapat dikecualikan jika persentase kepemilikannya lebih tinggi pada entitas China.

"Kami tidak mengesampingkan produk China, namun kami ingin produk kami dapat diterima di pasar global," kata Derian.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement