Sementara 56 persen lainnya bakal dieksekusi untuk belanja modal anorganik, seperti mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru.
Adapun sisanya bakal digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan peningkatan sistem teknologi informasi serta penerapan program pengembangan.
Belakangan ini muncul kabar yang menyebut bahwa dana abadi Indonesia atau sovereign wealth fund (SWF) yakni Indonesia Investment Authority (INA) akan menanamkan modalnya di Mitratel senilai US$ 500 juta-US$ 800 juta. (RAMA)