Distribusi pendapatan juga mengalami perbaikan, jika di tahun 2020 kuartal I dan kuartal II hanya berkontribusi 14% terhadap total pendapatan setahun.
Pada tahun 2021, pendapatan kuartal I dan kuartal II sudah mencapai 43%. Perbaikan distribusi ini juga merupakan dampak dari kenaikan penjualan ke non-pemerintah.
Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid di sepanjang tahun 2021 menyumbang 71% terhadap total pendapatan atau mencapai Rp939 miliar. Sebanyak 51% penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49% berasal dari pemerintah. Sementara untuk penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11%, Abbott Reagent sebesar 10%, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3%.
Selain ekspansi jaringan, Perseroan juga terus menambah portofolio produknya. Di tahun 2021, Perseroan memiliki produk baru seperti imunomodulator Avimax, Alat penyimpan Vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, Produk BD Bard milik Becton Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang mengalami penyumbatan darah, dan produk Rapid test non-Covid seperti Rapid test untuk menskrining penyakit menular lainnya seperti HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD, Salmonella, Malaria dan penyakit menular lainnya. Meskipun baru dipasarkan di semester II tahun ini, namun dari nilai penjualan Rapid Test Non-Covid sudah berkontribusi 4%.
Direktur Pemasaran Itama Ranoraya, Hendry Herman menjelaskan dari beberapa produk baru perseroan di tahun ini, produk Rapid test non-Covid merupakan produk baru yang paling tinggi penjualannya.