Widada mengungkapkan, perseroan masih memiliki kesempatan untuk memperpanjang IUP satu kali lagi.
"Saat ini perseroan baru memperpanjang IUP satu kali atau yang pertama. Ke depannya, perseroan masih melihat perkembangan atas IKN tersebut," tuturnya.
Widada menambahkan, perseroan juga berencana merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) karena produksi batu bara tahun ini diperkirakan melebihi target awal 18 juta ton.
Untuk memenuhi target produksi, kata dia, BSSR mengalokasikan belanja modal USD81 juta dengan komposisi 67 persen untuk pembebasan lahan, 25 persen infrastruktur, dan 8 persen untuk pendukung produksi.
"Untuk kuartal I, ketercapaian belanja modal telah tercapai 25 persen dari bujet kuartalan," katanya.
(RFI)