Pada Januari lalu, TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance Tiongkok, mengakuisisi 75% saham Tokopedia.
Kepala eksekutif konsultan Momentum Works Jianggan Li yang berbasis di Singapura, misalnya, menjelaskan, sejak kesepakatan dengan TikTok, “GoTo sebenarnya berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk meningkatkan keuangannya.”
Dalam wawancara dengan Nikkei Asia, Rabu (20/3), Li menyebut, penggabungan awal Gojek dan Tokopedia menciptakan bisnis besar yang sulit dikelola dan tidak ada sosok yang benar-benar bertanggung jawab.
“[Sekarang], dengan berkurangnya beban menjalankan Tokopedia, manajemen GoTo dapat memiliki fokus yang lebih baik, dan kelonggaran yang lebih panjang, agar bisnis lainnya dapat berjalan,” kata Li.
Saat ini, investor pun mengharapkan konsolidasi, seperti merger dua raksasa ojek online yang sempat santer diberitakan, lebih lanjut di ASEAN.
“[Merger] akan menghentikan perang harga antara [Grab dan GoTo],” dan akan “membantu membangun landasan yang lebih stabil bagi industri teknologi,” kata Alvin Cahyadi, wakil presiden investasi di AC Ventures, sebuah perusahaan modal ventura Indonesia, dikutip Nikkei Asia.
Masih mengutip catatan Nikkei Asia, banyak investor dan analis regional meyakini ekosistem startup di Asia Tenggara akan pulih.
“Salah satu hasil positif dari fase kendala modal saat ini adalah setidaknya dalam tiga hingga lima tahun ke depan, startup baru akan memprioritaskan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Roshan Raj, partner di konsultan teknologi Redseer Strategy Consultants. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.